Loading...

  • Sabtu, 02 Agustus 2025

Kisah Pisang Kepok Kuning: Dari Rasa Menembus Dunia

Pisang Kepok di Lawson (Tokyo)

Di belakang rumah MeWah (Mepet saWah), masih tersisa halaman yang saya tanami aneka  pohon dan buah. Ada pohon sukun, alpukat, singkong, jambu, pete,  dan ada beberapa rumpun pohon pisang muli dan kepok kuning yang tampak tumbuh dengan subur. Pohon-pohon itu selalu saja dirawat oleh mbak Ti, asisten Rumah Tangga kami.

Setiap pagi, mvak Ti memastikan agar pisang kepok kuning itu tumbuh dengan baik. Suatu hari, minggu lalu, ketika matahari baru saja terbit, mbak Ti memberi tahu saya bahwa  pisang kepok kuning yang selama ini tumbuh dengan daun-daun besar dan hijau, mulai menampakkan buahnya yang matang. Warnanya sudah menguning dengan sempurna, pastinya menggoda siapa saja yang melintasinya untuk segera mencicipinya.

“Yanda, pisangnya sudah siap panen!” ujar mbak Ti dengan wajah penuh kegembiraan. Saya segera keluar dari dalam rumah dan meminta Purnomo membawa  parang kecil untuk memanen pisang. Dengan hati-hati, ia memotong tandan pisang yang sudah matang itu. Mendapatkan pisang kepop seperti ini seperti hadiah yang sangat dinantikan. Pisang kepok kuning yang dipanen itu memiliki ukuran yang besar, dengan kulit yang halus dan dagingnya yang tebal. 

Pagi ini, untuk sarapan , mbak Ti menyiapkan  pisang kepok rebus, dan secangkir Kopi hangat tanpa gula.

Saya  tiba-tiba mengingat sesuatu yang pernah saya kihat dan foto saat berkunjung ke Jepang beberapa waktu lalu.. “Mbak, tahu nggak, kalau pisang kepok kuning ini harganya bisa sangat mahal di Jepang?” tanyaku.

Mbak Ti, penasaran. “Mahal? Pisang kepok kita?” jawabnya, sedikit bingung. “ Emang ada di Jepang ? Apa yang membuat pisang ini mahal di sana?”

Saya  menujukkan foto pisang kepok yang dijual di sebuah mini market Lawson di Tokyo, “Ini fotonya pisangnya mbak dan harga yang sangat tinggi.”, ujarku sambil menunjukan foto pisang Kepok dari HP ku. Di Jepang, satu sisir pisang kepok dijual dengan harga  minimal 1000 YEN (lihat foto yang saya ambil) loh! Itu setara dengan sekitar 125 ribu rupiah di indonesia!”

Mbak  Ti terperanjat mendengarnya. “Wah, luar biasa! Kenapa bisa begitu ya?” tanyanya, semakin tertarik.

Saya  menjelaskan lebih lanjut, “Di Jepang, pisang bukan hanya dianggap sebagai buah biasa. Mereka sangat mengutamakan kualitas, dan ada permintaan besar untuk pisang berkualitas tinggi, seperti pisang kepok kuning. Pisang ini memiliki rasa yang khas, manis, dan teksturnya yang padat, sehingga cukup digemari di sana.”

mbak Ti kembali tersenyum. “Jadi, pisang yang kita panen ini dihargai begitu mahal di luar negeri, ya? Berarti harus kita rawat ya pisang kepok kita.”Saya mengangguk. “Temon nihan alias benar sekali”, timpalku, sambil menyeruput Kopi.

Laporang: Prof. Admi Syarif, PhD (01/05/2025

Tentang Penulis
Penulis di Admisyarifnews Sejak 01 February 2025
Lihat Semua Post