Keajaiban Tokyo: Taksi sebagai perhubung antara Kebudayaan dan Kenyamanan
Keajaiban Tokyo:
Loading...
oleh: Prof. Admi Syarif, PhD
Dosen Unila dan tukang tulis
Bandar Lampung (Jumat, 07 Februari 2025) Mengawali tulisan ini izinkan saya kembali menyampaikan sebuah pantun:
========
Manis rasanya duku Palembang,
Meskipun makannya perlu dikupas,
Senyum manismu selalu kukenang.
Kusebut namamu disetiap nafas.
========
Diiringi nada dering lagu Lampung "Bintang Pak Bintang Limo", pagi kemarin sebuah telepon masuk dari pedagang buah langganan kami di pasar Way halim. Diseberang sana bu Nina, "bu Yulia, saya ada buah dukuh super besar dan manis". Saya sengaja ini sisakan yang bagus-bagus nih buat kiai Admi. Cepat diambil ya bu, nanti takut kehabisan ujarnya.
Diawal tahun ini, kita memang dimanjakan dengan banyak pedagang buah durian dengan rasa dan harga yang fantastis. Ya, tahun ini durian memang banjir sekali di negeri yang diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum (Lampung). Meski pohon dirumah tahun ini ( 1 durian monthong dan 1 duri hitam) gagal berbuah, alhamdulillah banyak juga kiriman durian tahun ini.
Selesai musim durian, kita dimanjakan dengan musim rambutan. Bahkan minggu-minggu ini di sepanjang jalan Ki. Maja juga sudah banyak pedagang duku komering alias. "duku palembang". Nampaknya buah ini sudah mulai panen raya di tanah asalnya, Provinsi Sumatra Selatan (Komering). Pedagang sudah memasang spanduk besar di sepanjang jalan dengan daun duku sebagai penghias dan tertulis harga mulai 10K saja.
Kembali teringat perjalanan saya dan sahabat saya Hendrik (Saat ini staf BAPPENAS) untuk panen buah duku di wilayah OKU, Baturaja Sumsel pada tahun 1982 (40 tahun lalu). Kami panen duku tepatnya di desa Bindu, tidak jauh dari stasiun kereta Paninjauan. Pohon duku yang berbuah lebat sangat mudah kita jumpai sepanjang pinggir sungai ogan ini. Perjalanan kami panen duku dimulai dengan menumpang kereta ekspres dari stasiun Tanjung Karang (Harga tiketnya Rp. 5000 saat itu). Jus gagijus jus kereta berangkat, setelah kurang lebih 8 jam kereta kami tiba di stasiun Baturaja. Diperjalanan ini, kereta kami juga dipenuhi dengan penumpang yang membawa kasur, ayam dan bebek. Kedatangan kami disambut hangat umak dan ubak (almarhum) saat itu. Besoknya dengan mengayuh perahu kami pergi ke kebun untuk panen duku. Pulang ke Lampung dengan membawa duku sekarung, sungguh menjadi kenangan bahagia yang tak terlupakan.
Sepertinya memang semua kita pasti mengenal buah yang mempunyai bentuk bulat, kecil dan berwarna kuning pucat ini. Apalagi salah satu jenis duku yang bernama Duku Palembang, tentunya. Duku jenis ini memiliki rasa yang sangat manis, bahkan lebih manis daripada jenis duku lainnya. Daging buah yang tebal, berwarna putih keruh dan mengandung sedikit air. Buah duku jenis ini sedikit sekali mengandung biji.
Berdasarkan pantauan saya di sekitar kawasan Way Halim, sejumlah pelapak telah menjual banyak duku dan durian.
"Minggu ini baru datang dukunya," kata salah seorang pedagang di pinggir Jln. Ki Maja,Rabu lalu (05/02/2025).
Pedagang biasanya membanderol duku mulai dari Rp10.000 per kg -Rp15.00 per kg. Tentu saja mudah ditebak bahwa harga yang berbeda itu menandakan kualitas buah yang dijual. Duku yang agak kecil terntu dihargai lebih murah. Kalau kita membeli perkarung (20kg) harganya juga jadi lebih murah (150rb saja).
Meskipun bentuknya kecil, buah duku palembang kaya akan kandungan gizi dan vitamin seperti karbohidrat, kalsium, vitamin A dan vitamin C. Mengutip sumber SamudraBibit.com, buah duku ini dapat memberikan berbagai macam manfaat untuk kesehatan seperti :
* Sumber antioksidan.
* Mencegah penuaan dini.
* Menguatkan gigi.
* Menjaga kesehatan gusi.
* Meningkatkan sistem imun.
* Menurunkan berat badan.
* Melancarkan sistem pencernaan.
* Menjaga kesehatan kulit.
* Mengendalikan kadar kolesterol.
* Mengatasi diare dan demam.
Bagi sahabat yang ingin menanam, bibit duku kini kita dapat dibeli dengan mudah. Bibit duku atau dikenal dengan nama latin Lansium Parasiticum biasanya diperbanyak dengan okulasi. Bibit ini dapat mulai berbuah saat 3-4 tahun setelah ditanam.
Selamat menikmati musim buah duku sahabat semua. Buat sahabat yang agak sensitif terhadap gula, jaga kesehatan dan Dang lupo BAHAGIA geh !
Keajaiban Tokyo:
Mengan bangek