Oleh: Prof. Admi Syarif, PhD
Dosen Unila dna tukang tulis
Lampung memang tidak hanya di identik dengan surga durian yang "Mantap", namun juga sebagai surga buah buahan . Selain dapat menikmati sensasi rasa manisnya buah durian jatuhan, kita juga dapat memborong aneka buah-buahan unik endemik Lampung seperti Jengkol, jaling, manggis, petai , cempedak dan lain-lain. Durian Lampung terkenal karena aromanya yang wangi, warnanya kuning dan rasanya legit.
Hari ini (Sabtu 09/04/2024) dalam rangka menyambut datangnya buakn suci Ramadhan, saya dan sang pujaan hati ziarah ke makam ayah dan ibu mertua yang berada di Kotabumi. Setelah menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer, kita menjupai banyak lapan durian berjejer di pinggir jalan memasuki Kotabumi.
Buah durian saat ini merupakan buah yang mudah dijumpai di setiap sudut wilayah sai bumi rua jurai ini. Kita dapat menjumpai pedagang yang menjajakan buah durian dan duku di pinggir-pinggir jalan hampir di seluruh wilayah Lampung, termasuk di wilayh Kotabumi.
Kendati begitu, hari ini saya kembali mendapati cerita unik dan menarik ketika melintasi Jl. Jendral Sudirman Kotabumi, sebelum Rumah Sakit Ryacudu. Kali ini saya mendapati sebuah lapak durian yang menjajakan jenis durian unik yang merupakan durian asli endemik Lampung, khususnya wilayah Lampung Barat.Durian spesial ini dikenal dengan nama durian Tumi. Jenis durian ini memang agak jarang didengar, sering juga disebut sebagai dirian hutan. Saya mengenal jenis durian ini ketika ibu mertua beberapa tahun lalu memperkenalkannya kepada saya.
Durian Tumi saat ini sudah sangat jarang ditemui, meski masih ada pohonnya di wilayah kawasan hutan Lampung Barat.
Menurut cerita durian Tumi merupakan jenis tanaman yang dulunya ditanam Suku tumi, yang hidup di wilayah sekala berak Lampung Barat. Jadi nama Tumi ini sangat erat dengan keberaan suku tumi, salah satu suku asli ulun Lampung jaman ho (dahulu).Sekilas durian tumi mirip dengan durian biasa, namun ukurannya yang lebih kecil. Setiap buah durian ini memiliki dua atau tiga biji. Dagimg buah durian ini agak tipis dan berwarna kuning, meski bijinya agak besar. Durian tumi memiliki rasa khas yang sangat berbeda dengan jenis durian lainnya, manis dan harum. Pokoknya “Maknyus” deg gaes.
Saya sengaja memutar balik si putih untuk menyambangi pedagang durian tumi, yang sudah sangat langka ini. Buah durian ini dipatok dengan harga 25rb untuk dua buahnya. Sebuah harga yang pantas untuk mendapatkan rasa khas dari buah asli sai bumi ruwa jurai.Tidak terasa hari sudah sore, perjalanan hari ini saya tutup dengan memilih makan malam Di warung sate “Utami”, di wilaayh natar. Menurut saya ini adalah salah warung sate terbaik di Lampung. Seperti biasa. Kami memesan Sate, tongseng ayam dan gulai kambing. Pastinya waw dan maknyus banget ya !