Loading...

  • Sabtu, 02 Agustus 2025

MENGINTIP AURA MENYAMBUT RAMADAN DI MALAYSIA

Ramadhan di Malaysia

Prof. Admi Syarif, PhD
Dosen Unila dan Tukang Tulis

Seperti biasa, kitMy alt texta kasih pantun dulu ya gaes

Berlayar jauh ke negeri seberang,
Singgah sebentar di Johor Bahru.
Ramadan datang hati pun tenang,
Berdua kami menuju rindu.

Suasana suka cita menyambut bulan suci Ramadanselalu selalu saja  sangat terasa indah. Ramadan memang bulan istimewa karena di dalamnya umat Muslim diwajibkan berpuasa sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah (QS. Al-Baqarah: 183-185).

Bagaimana suasana berpuasa di Malaysia? Kebetulan saya beberapa kali berkunjung ke Malaysia, salah satunya saat menjelang puasa. Setelah beberapa waktu lalu saya menulis tentang pengalaman berpuasa di Jepang dan Singapura, kali ini saya ingin mengintip suasana Ramadan di negeri jiran.

Durasi Puasa di Malaysia

Perbedaan waktu matahari terbit dan terbenam membuat durasi puasa bervariasi di setiap negara. Saya beruntung pernah tinggal di beberapa negara, sehingga dapat merasakan pengalaman berpuasa yang berbeda-beda. Salah satu hal yang membedakan puasa di Indonesia dan di luar negeri adalah durasi puasa serta kebersamaan dengan kawan-kawan Muslim dari berbagai negara.

Di Malaysia, durasi puasa saat ini sedikit lebih lama dibandingkan di Indonesia. Jika di Indonesia pada hari pertama Ramadan umat Muslim berpuasa selama 13 jam 23 menit, di Malaysia durasinya mencapai sekitar 14 jam. Meski hanya berselisih beberapa menit, tetap saja ini memberikan tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang baru pertama kali berpuasa di luar negeri.

Selain durasi puasa, suasana Ramadan di Malaysia juga memiliki keunikan tersendiri. Masyarakat setempat menyambut bulan suci ini dengan penuh suka cita, dan atmosfer religius sangat terasa di berbagai tempat.

Menjelang Ramadan di Johor Bahru

Untuk merasakan suasana menyambut Ramadan, beberapa tahun lalu saya mengunjungi Malaysia dari Singapura, tepat dua hari sebelum bulan puasa. Saya berangkat dari rumah sekitar pukul empat sore bersama istri menuju stasiun untuk membeli tiket bus ke Johor Bahru.

Perjalanan dimulai dengan menaiki bus menuju daerah Woodlands, Singapura, di mana saya harus melewati pemeriksaan imigrasi sebelum masuk ke Malaysia. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan bus menuju Terminal Johor.

Tujuan utama saya kali ini adalah merasakan atmosfer menyambut Ramadan dan mencicipi berbagai kuliner khas daerah ini. Saya pun mengunjungi pasar tradisional untuk melihat langsung suasana jelang puasa.

Di pasar ini, banyak dijual sayuran segar seperti terong dan berbagai jenis sayuran lainnya. Layaknya pasar tradisional di Indonesia, tempat ini juga ramai dikunjungi pembeli. Berbagai makanan khas Ramadan seperti cendol, cincau, dan timun suri dijual di sini. Harga makanan pun jauh lebih murah dibandingkan dengan di Singapura. Aura kebahagiaan jelas terlihat dari wajah ibu-ibu yang sibuk berbelanja menyambut Ramadan. Spanduk dan banner ucapan “Selamat Menyambut Ramadan” turut menghiasi sudut-sudut pasar, menambah semarak suasana.

 

Saya juga melihat bagaimana pedagang di sini menjajakan berbagai jenis kurma, mulai dari yang lokal hingga yang didatangkan langsung dari Timur Tengah. Selain kurma, banyak juga jajanan pasar khas Melayu yang biasanya hanya muncul saat bulan Ramadan, seperti kuih lapis, onde-onde, dan bubur lambuk.

Menikmati Kuliner di Medan Selera

Setelah puas berkeliling pasar, saya melanjutkan perjalanan ke medan selera—sebutan untuk foodcourt dalam bahasa Melayu. Di sini terdapat berbagai restoran yang menyajikan masakan Padang, Jawa, Thailand, serta makanan khas Malaysia. Suasananya mengingatkan saya pada medan selera di Bangkok.

Saya memilih untuk berhenti di sebuah restoran yang menjual masakan khas Malaysia. Berbagai jenis sayur tumis dan lauk-pauk tersaji, termasuk ikan bilis. Yang menarik, tersedia beragam jenis sambal, mulai dari sambal terasi hingga tempoyak. Untuk lalapan, disediakan daun singkong rebus.

Selama bulan Ramadan, medan selera mulai beroperasi sejak pukul 15.00 waktu setempat hingga malam. Banyak pengunjung yang datang untuk membeli makanan berbuka atau sekadar menikmati suasana pasar Ramadan.

Selain restoran, saya juga melihat pedagang kaki lima yang menjual berbagai hidangan khas berbuka puasa, seperti nasi lemak, ayam percik, dan murtabak. Salah satu makanan yang paling menarik perhatian saya adalah roti john, roti panjang yang diisi telur dadar, daging cincang, dan saus spesial, lalu dipanggang hingga keemasan.

Setelah puas menyantap hidangan, saya kembali menyusuri pasar tradisional Johor yang menawarkan berbagai sayuran, daging, dan ikan segar.

 

Ketika senja di Malaysia,
Angin sepoi membelai mesra.
Menjelang puasa di medan selera,
Terasa cendol begitu segarnya.


Aura menyambut  Ramadan di Malaysia memberikan pengalaman yang unik dan berkesan. Suasana pasar Ramadan yang meriah, keberagaman kuliner berbuka, serta kebersamaan dalam ibadah menjadikan bulan suci ini lebih istimewa. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan penuh berkah ini. 

Nantikan tulisan saya berikutnya tentang pengalaman berpuasa di Amerika Serikat dan Australia. Mari terus berbuat baik untuk Lampung yang lebih baik!

Foto:  Kuliner Malaysia (koleksi pribadi)

Tentang Penulis
Penulis di Admisyarifnews Sejak 01 February 2025
Lihat Semua Post