Loading...

  • Sabtu, 02 Agustus 2025

Musim Durian dan Nangka: Nostalgia Menikmati “Beton (Biji Nangka dan DUrian)” di Masa Kecil

Beton- Si biji Durian
oleh: Prof. Admi Syarif, Phd
 
Sore ini di laman FB ku, kembali sahabat memposting foto “beton” rebus. Cemilan yang kalau diolah nikmat sekali. Waktu kecil, makan biji nangka rebus atau yang biasa kami sebut “beton” adalah salah satu kegiatan yang d tunggu-tunggu. Biasanya, acara ini berawal setelah makan nangka, durian, atau cempedak. Biji-bijinya tidak pernah kami buang begitu saja. dan kemudian direbus nanti.
 
Saat biji-biji itu direbus, baunya menyebar ke seluruh rumah. Kami, anak-anak kecil, mulai mengerubungi dapur, menunggu kapan “beton” itu matang. Tidak ada yang lebih seru daripada membuka tutup panci untuk memastikan apakah sudah empuk atau belum. Kalau sudah matang, beton itu ditiriskan, diletakkan di sebuah baskom dan langsung diserbu.
 
Biasanya ritual makan beton ini di teras rumah bersama-sama. Kadang bersama teman-teman, kadang hanya keluarga. Beton rebus itu bisa habis dalam sekejap, bahkan satu panci penuh sekalipun. Kami memakannya seperti makan kacang: kupas kulit tipisnya, lalu langsung masukkan ke mulut. Rasanya gurih dan sedikit manis, apalagi kalau sudah agak dingin.Namun, ada satu hal yang tak terhindarkan setelah acara makan beton ini: perut mulai terasa penuh gas. Tidak lama kemudian, siapa pun yang makan pasti berlomba-lomba mengeluarkan “hadiah” berupa kentut yang baunya tidak main-main. Kami semua tertawa-tawa saling meledek. “Habis makan beton, nih!”
 
Meski sederhana, kenangan makan beton ini selalu hangat di hati. Kebersamaannya, tawa canda bersama teman-teman atau keluarga, dan kesederhanaan makanan yang kami nikmati, semuanya membentuk memori indah yang tak tergantikan. Bahkan sampai sekarang, setiap kali mencium aroma biji nangka yang direbus, rasanya seperti kembali ke masa kecil.

Tentang Penulis
Penulis di Admisyarifnews Sejak 01 February 2025
Lihat Semua Post