Keajaiban Tokyo: Taksi sebagai perhubung antara Kebudayaan dan Kenyamanan
Keajaiban Tokyo:
Loading...
Pagi itu, tepat pukul 06.00 WIB, Saya dan Dr. Aman Damai, DPL Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila), bersiap berangkat dari penginapan Nuwono Tasya. Setelah sebulan penuh mengabdi di Kecamatan Bangun Rejo, Lampung Tengah, hari ini adalah momen penarikan dan perpisahan yang telah tiba.
Sebelum tiba di Kantor Kecamatan untuk acara pelepasan, kami memutuskan untuk singgah di Lubaba Branti, sebuah warung soto yang terkenal maknyus tenan. Semangkuk soto hangat di pagi hari menjadi penghangat suasana hati di perjalanan. Kami berbincang tentang pengalaman selama KKN, mulai dari program kerja hingga interaksi dengan mahasisw selama sebulan terakhir.
Tepat pukul 08.00 WIB, kami tiba di Kantor Kecamatan Bangun Rejo. Aula telah dipenuhi oleh aparatur kecamatan, perwakilan desa, dan beberapa warga yang hadir untuk mengucapkan perpisahan. Acara dimulai dengan sambutan dari Camat Bangun Rejo yang mengapresiasi kontribusi kami dalam berbagai program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya, saya diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato mewakili pimpinan Unila. Dalam pidato tersebut, saya mengucapkan terima kasih. Saya juga menekankan semoga kita dapat menjaga hubungan baik yang telah terjalin dan berharap program-program yang telah di inisiasi dapat berkelanjutan.
Selama sebulan di Bangun Rejo, banyak kenangan dan pengalaman berharga yang kami dapatkan. Salah satunya adalah inisiatif pengolahan sampah menjadi pupuk ramah lingkungan . Mahasiswa juga menggelar lokakarya yang melibatkan aparatur kampung Sukanegara untuk meningkatkan kolaborasi dan pengembangan potensi lokal. Dalam lokakarya tersebut, kami berdiskusi tentang berbagai potensi desa yang dapat dikembangkan, seperti kerajinan tangan, pertanian organik, dan pariwisata desa.
Setelah acara resmi berakhir, suasana haru menyelimuti aula. Wajah-wajah mahasiswa tampak sedih meninggalkan desa yang telah menjadi rumah kedua bagi kami. Beberapa warga mendekati kami, memberikan pelukan hangat, dan tak sedikit yang meneteskan air mata.
Kenangan indah KKN ini akan selalu terpatri dalam hati, menjadi cerita yang akan merek bagikan kepada anak cucu mereka berikutnya tentang arti kebersamaan, pengabdian, dan cinta kepada sesama.
Laporan: Admi syarif dan Aman Damai
Keajaiban Tokyo:
Mengan bangek