Keajaiban Tokyo: Taksi sebagai perhubung antara Kebudayaan dan Kenyamanan
Keajaiban Tokyo:
Loading...
Tanggamun (01/12/2022) Selamat malam guys. Hari ini saya dan kelarga mengikuti family gathering bersama rekan kantor di Pesisir Barat. Perjalanan mejadi menarik, karena diperjalanan, kami dan bertemu hewan yang sudah sangat familiar sejak kecil. Hewan itu bernama "Beruk Lampung". Dari pada M3A, alias Malam Minggu Memble Aje, izinkan saya menulis sekilas tentang "Beruk". Seperti biasa, sebelum melanjutkan tulisan, kita nikmati dulu pantun berikut: -------- Anak "beruk" di tepi jalan Menunggu pisang sambil rebahan Meski malam minggu di pinggir lautan Tapi tetap ceria bersama gebetan -------- Cerita tentang "Beruk" mamang cukup menarik buat saya. Masih teringat ketika kanak-kanak ada seorang tetangga di Gunung Sulah yang memelihara beruk. Teringat saat akan ke musholla untuk mengaji dan melintasinya, pasti ia tersenyum mencibir atau meringis seperti mengejek kita. Beruk memang dapat membedakan yang lewat pria atau wanita. Hati-hati kalau ada "perempuan" yang lewat, beruk akan sangat agresif tidak segan ia seperti ingin mengejarnya. Jadi teringat berbagai kelakuannya "Beruk"". Karena perilakunya yang kurang baik itu Tidak heran, ketika marah, orang Lampung sering menyebut "Beruk kamu". Pesan moral yang disampaikan bahwa janganlah seperti "Beruk" yang meskipun sudah diberi makanan masih ingin mengejar/mengganggu. Beruk tidak senang melihat orang lain sukses. Tidak jarang untuk mendapatkan sesuatu sekelonpok beruk melakukan soasat busuk dan menzholimi saudaranya. Beruk juga tidak kenal kenyang. Meski sudah memegang puluhan pisang dia tetap inginh merebut pisang lain. Mengutip Wikipedia, beruk memilik nama latin Macaca nemestrina. Beruk merupakan hewan jenis makaka (Macaca sp.) yang tersebar di wilayah asia tenggara seperti Thailand bagian selatan, Malaysia, dan Indonesia. Di Lampung kita masih dapat dengan mudah menjumpai beruk di habitat liarnya, seperti di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Apabila kita menuju daerah kabupaten Pesisir Barat dan meluntasi kawasan TNBBS, kita akan menjumpai ratusan Beruk di pinggir jalan yang menunggu mobil yang lewat dan memberi makanan. Karenanya sebelum memasuki daerah Sedayu (TNBBS) jangan lupa anda siapkan beberapa sisir pisang untuk diberikan kepada beruk-beruk yang sudah menungga. Apri, warga Pesisir Barat menuturkan bahwa umumnya anak beruk diambil dari hutan di daerah sana. Anak beruk terlepas yang terlepas dari induknya dapat lebih mudah dikejar untuk ditangkap. Anak beruk itu selanjutnya dibawa untuk dilatih untuk memanjat kelapa. Tentunya butuh waktu dan teknik khusus untuk menjadikan "Beruk", monyet ekor pendek,, dapat bertugas memanjat kelapa. Beruk perlahan terlebih dahulu dilatih agar bisa mengerti perintah manusia. Tidak jarang dalam masa latihan itu beruk harus mengalami kekerasan fisik agar ia dapar memahami perintah yang yang diberikan. Menurut Aristoteles, dosen Unila yang pernah tinggal lama di Pesisir Barat, Beruk tetlatih dapat dengan cepat naik pohon yang tingginya hingga 30 meter. Beruk mampu memetik kelapa dengan sangat cepat, menurunkannya hingga ribuan butir kelapa setiap hari sesuai keinginan tuannya. Butuh waktu yang cukup lama untuk melatih beruk menjadi pemetik kelapa. Pemilik beruk terlatih bisa mendapatkan uang hingga Rp. 400rb atas bagi hasil jasa panen kelapa. Ia menambahkan, beruk yang selesai memanjat biasanya diberi makan kelapa. Untuk meningkatkan stamina, kadang-kadang juga beruk diberikan telur dan madu, ujarnya Diakhir tulisan ini saya ingin menyampaikan pesan buat kita semua, meski kadang perlu diberi sedikit kekerasan, "beruk" yang dilatih secara terus meberus akan mampu mengikuti perintah dan bermanfaat. Sudah sepantasnya sebagai manusia, lebih baik dari beruk, terus belajar agar dapat bermanfaat. (Admi) Foto: Beruk Lampung di TNBBS, Koleksi pribadi Dr. Eng. Admi Syarifqqa I don’t wanna tell Andrew prevention month. My z papa
Keajaiban Tokyo:
Mengan bangek