Loading...

  • Minggu, 03 Agustus 2025

“Wajik”, Juadah lebaran ulun Lappung

Juada "wajik" ulun Lampung

Prof. Admi Syarif, PhD, (Radjo Mergo)

Dosen Unila fan Tukang Tulis

Bandar Lampug (10/04/2024) Tanpa terasa hari raya Idul Fitri 1445 H sudah tiba. Pastinya kita semua menyambut lebaran dengan kehadiran lsanak keluarga dan handai taulan yang mudik dengan gembira . Pada lebaran pertama hari ini, kami mudik ke Kotabumi, Lampung Utara. Perjalanan sangat lancar, karena masih belum terlihat banyak kendaraan di jalan tol.

Seperti biasa, lebaran di Kotabumi, selalu terasa sangat meriah. Banyak terlihat motor dengan pengendaranya memakai sarung dan kopiah hilir mudik untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Sesuatu yang pastinya gaes, menyambut keluarga yang datang, aneka makanan dan kue khas lebaran ulun Lampung berjejer di meja.

Bicara soal kuliner Lampung memang selalu menarik, apalagi kuliner lebaran. Kali ini saya akan memperkenalkan makanan khas lebaran ulun Lampung, yang pastinya maknyus alias bangek temon geh. Kira-kira apa ya? OK OK gaes, sebelum kita bahas itu kue lebaran, berikut kita berpantun dulu ya gaes.

=====

Kuda mana yang tuan senangi;

Tentu yang hitam cepat larinya;

Kue lebaran apa yang kita cari;

juadah wajik lampung itu pastinya

=========

Bagi ulun Lappung, lebaran merupakan harinyang sangat spesial. Momentum lebaran ini, keluarga besar yang merantau berbagai daerah biasanya berkumpul. Teringat kenangan puluhan tahun lalu, berbagai kue atau juadah yang dibuat menjelang lebaran. Salah satu kue yang biasanya selalu ada saat lebaran bagi ulun Lampung adalah wajik. Sekali lagi, wajik buat "ulun" Lampung memang sangat penting dan memiliki berbagai makna. Bahkan, ulun Lampung meyakini juadah ini memiliki doa yang tersirat. Wajik biasa menjadi sahian utama hari besar (lebaran) atau acara adat perkawinan.

Lalu makna dan doa apa sih sehingga wajik wajib ada ?

Wajik adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ketan, gula kelapa/aren, santan dan ketan hputoh. Umumnya, wajik berwarna cokelat, karena menggunakan gula kelapa/gula aren.

Perbuatan wajik memang membutuhkan waktu yang agak lama, terutama proses mengaduk (bhs Lampung Ngegaleu). Jadi teringat saat lebaran pafa tahun 70an, saat itu kami sellalu mendapat tugas "ngejaleu" dodol dan/atau wajik saat menjelang lebaran. Dimasak diatas tungku kayu, dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam pembuatannya. Mengenang itu semua, menurut saya, wajik memberikan makna dan ekspresi doa dan harapan semoga seusai lebaran ini diberkahi dengan kesabaran. Karena rasanya yang manis, tentu saja digantungkan harapan semoga berbagai kemanisan-kemanisan hidup diperoleh seusai lebaran.

Lebih jauh, dari beberapa nasehat orang tua, karena terbuat dari beras ketan yang lengket dan menyatu wajik juga diharapkan dapat menjadi simbol lengketnya atau eratnya hubungan persaudaraan kedua keluarga dalam keluarga ulun Lampung.

Aneka kuliner berikut doa dan makna yang tersirat selalu menarik untuk dibahas. Kekayaan dan keragaman kebudayaan ulun Lampung ini secara tegas menunjukan eksistensi ulun Lampung sejak dulu. Bahkan, sering saya katakan bahwa “Lampung diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum”. Adalah nasihat Ulun Lappung selalu diamanahkan kepada anak cucunya untuk selalu “wawai atei, wawai upo, wawai cawo dan royal sekadar-kadar (baik hati, baik wajah, baik perkataan dan tidak pelit)”

Tentang Penulis
Penulis di Admisyarifnews Sejak 01 February 2025
Lihat Semua Post